Skanesasoo.com | Mojokerto, Jawa Timur — PMR SMKN 1 SOOKO gelar pelatihan Resusitasi Jantung Paru pada 18/06/2023
Hari minggu kemarin, tepatnya tanggal 18 bulan Juni 2023, PMR Wira Skanesasoo adakan pelatihan RJP dengan mahasiswa Universitas Brawijaya sebagai pemateri. Kegiatan ini dapat dilaksanakan berkat dukungan dari pihak-pihak terkait seperti PMI Kabupaten Mojokerto, ITSK Instan Cendekia Medika Jombang dan juga 119 Kewarganegaraan Medik Indonesia.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan tindakan pertama untuk menolong pasien dengan henti nafas dan henti jantung. Perawat diharapkan bisa melakukan tindakan tersebut untuk dapat menolong pasien atau korban kecelakaan yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Pelatihan RJP ini dilaksanakan sebagai Upaya untuk memberikan pengetahuan kepada peserta ekstrakurikuler PMR SMKN 1 Sooko Mojokerto terkait prosedur RJP.
Pukul 07.30 WIB di ruang rapat SMKN 1 Sooko, acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Dwi Fendi Dadang Adrianto, S.Pd., M.T. selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Sooko. Beliau berpesan agar anggota PMR melaksanakan kegiatan Pelatihan RJP ini dengan serius dan mengambil ilmu serta hal positif sebanyak-banyaknya pada kesempatan ini sebab usaha dan kerja keras akan membuahkan hasil yang baik begitulah pepatah mengatakan.
Acara dilanjutkan dengan paparan materi singkat oleh Muhammad Lisajidin, S.Kep.,Ns, Ns. tentang penanganan korban kecelakaan tak sadarkan diri. Setiap anggota PMR kemudian diberi sebuah map merah berisikan bulpoin, modul pelatihan resusitasi jantung paru, dan sebuah note kecil. Materi di modul, yang berisi tentang pertolongan pertama bagi orang tidak sadarkan diri, disimulasikan langsung oleh Bapak Lisajidin didepan anggota PMR Skanesasoo menggunakan alat peraga RJP yaitu Phantom CPR Training Manekin, Beliau mempraktekkan dengan jelas apa saja yang harus dilakukan saat kita menjumpai korban kecelakaan yang tidak sadarkan diri. Mulai dari melakukan 3A (Aman diri, aman lingkungan, aman korban), cek respon, sampai dengan rescue breathing.
Pembina Ekskul PMR Skanesasoo Bapak Basuki Rahmat juga ikut berpesan dalam pelatihan RJP ini agar memanfaatkan kesempatan pelatihan ini dengan baik dan tidak takut untuk mencoba sebab mendapatkan kesempatan langsung berlatih dengan alat peraga RJP ini adalah hal yang susah mengingat harga dari manekin tersebut tidaklah murah.
Latihan berkelompok dilakukan setelahnya. Setiap kelompok yang terdiri atas 4 orang bermain peran seolah-olah tengah menjumpai korban kecelakaan. Keempat orang tersebut memiliki peran masing-masing. Pemain pertama, berperan sebagai orang pertama yang melihat korban. Pemain kedua kemudian datang bertugas menelepon ambulan untuk memberitahukan posisi dan keadaan korban. Pemain ketiga dan keempat berperan sebagai pengganti peran utama dan sebagai observer. Setiap kelompok terus bergantian melakukan drama singkat tersebut untuk memastikan mereka benar-benar mengerti cara menanganinya.
Pukul 10.00 WIB, sebagian dari 71 orang yang ada dalam ruang rapat dipisah menuju ke ruangan yang berbeda untuk mengisi lembar observasi penelitian sebagai tolak ukur sejauh mana penguasaan materi para anggota PMR. Mereka diberi waktu kurang lebih setengah jam untuk mengisi lembar tersebut sebelum dipanggil satu persatu untuk praktek individu. Praktek individu yang dilakukan ini tak lain adalah praktek yang sama seperti yang tadi sudah disimulasikan bersama. Penilaian ini sangat penting bagi anggota PMR untuk mendapat sertifikat, yang hanya akan diberikan jika peserta lulus praktek, Bahkan Sertifikat akan ditunda diberikan apabila siswa tersebut tidak memenuhi kriteria penilaian.
Acara berakhir tepat pukul 13.00 WIB saat seluruh peserta telah melakukan praktek individu, dipenghujung acara ditutup dengan Doa Bersama. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, anggota PMR Skanesasoo dapat menerapkan seluruh pengetahuan yang didapat kedalam aksi nyata apabila sewaktu-waktu menjumpai korban kecelakaan.
(Fira Amimaisyah/Haya S. Imahzha)