Skanesasoo.com | 14 Agustus 2025 Mojokerto, Jawa Timur. Gerakan Pramuka menjadi salah satu wadah penting dalam membentuk karakter generasi muda di Indonesia. Di SMKN 1 SOOKO Mojokerto, kegiatan Pramuka tidak hanya sekadar menjadi ekstrakurikuler wajib, melainkan juga bagian dari upaya menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan jiwa kepemimpinan kepada siswa. Dalam sebuah wawancara, Pembina Pramuka SMKN 1 SOOKO Mojokerto, Bapak Wartono, S.Pd, memberikan tanggapannya mengenai sejarah berdirinya Pramuka, perkembangan jumlah peserta, serta strategi agar kegiatan Pramuka di sekolah semakin maju.
Ketika ditanya mengenai alasan peringatan Hari Pramuka dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus, Bapak Wartono menjelaskan bahwa tanggal tersebut memiliki makna historis yang penting. Beliau menyampaikan bahwa pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno secara resmi memperkenalkan Gerakan Pramuka kepada masyarakat Indonesia. Gerakan Pramuka dibentuk sebagai wadah tunggal yang menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang ada sebelumnya. Pada momen tersebut, Presiden Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang kemudian menjadi Ketua Kwartir Nasional pertama. Ribuan anggota Pramuka melakukan pawai dan defile di Jakarta sebagai simbol pengenalan Gerakan Pramuka kepada masyarakat luas. Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka dan diperingati setiap tahun sebagai hari lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia. Hari Pramuka menjadi momen penting untuk merayakan dan mengenang sejarah gerakan kepanduan di Indonesia, serta memperkuat semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme di kalangan generasi muda.
Bapak Wartono juga menekankan bagaimana cara memotivasi siswa agar tetap aktif dalam kegiatan Pramuka. Menurutnya, salah satu langkah yang efektif adalah dengan menekankan nilai-nilai penting yang terkandung di dalam gerakan Pramuka. Selain itu, kegiatan pertemuan dibuat lebih menyenangkan, misalnya melalui hasta karya maupun teknologi tepat guna. Latihan keterampilan seperti tali-temali juga diberikan agar siswa mampu menggunakannya di keadaan darurat, contohnya dalam pembuatan tandu kecemasan. Dengan metode yang bervariasi dan aplikatif, siswa tidak hanya bersemangat mengikuti kegiatan, tetapi juga memahami manfaat nyata dari kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenai perkembangan minat siswa terhadap Pramuka, Bapak Wartono menjelaskan bahwa pada awal berdirinya Pramuka di SMKN 1 SOOKO Mojokerto, sekitar 30 persen siswa mengikuti kegiatan ini. Jumlah tersebut meningkat sekitar 20 persen dari tahun ke tahun hingga mencapai 90 persen. Seiring dengan diberlakukannya peraturan baru yang menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, kini 100 persen siswa di sekolah tersebut aktif mengikuti kegiatan Pramuka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan Pramuka sebagai wadah pembinaan karakter di kalangan pelajar.

Untuk menjadikan Pramuka di SMKN 1 SOOKO Mojokerto semakin maju dan mampu bersaing dengan sekolah lain, strategi yang ditempuh adalah dengan mendorong anggota dewan ambalan mengikuti berbagai perlombaan. Sekolah ini pernah meraih prestasi pada ajang Raimuna dan Jambore tingkat kecamatan, serta aktif berpartisipasi dalam lomba senam dan kegiatan Wirakarya. Melalui keterlibatan dalam lomba-lomba tersebut, para siswa tidak hanya mengasah kemampuan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan memperluas pengalaman.
Lebih lanjut, Bapak Wartono menjelaskan tingkatan Pramuka di tingkat SMK. Tahapan pertama adalah Penerimaan Tamu Ambalan atau PTA yang wajib diikuti oleh siswa baru. Setelah melewati PTA, siswa dapat melanjutkan ke tingkat Penegak Bantara pada kelas XI. Sebelum dilantik, para peserta harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain mengisi buku Syarat Kecakapan Umum dengan tanda tangan pembimbing, serta mengikuti perkemahan selama dua hari. Prosesi pelantikan dilakukan melalui upacara wajib disertai pengucapan janji dan penyematan tanda kenaikan sebagai bukti pengukuhan sebagai Penegak Bantara.
Pada tingkat berikutnya, siswa kelas XII dapat melanjutkan ke tingkatan Penegak Laksana. Untuk mencapai level ini, peserta wajib mengikuti perkemahan, lomba pembuatan pionering, serta menguasai keterampilan seperti semaphore, sandi Pramuka, Dasa Darma, dan Tri Satya. Setelah menyelesaikan rangkaian persyaratan tersebut, pelantikan dilakukan dengan upacara resmi, sama halnya seperti pada tingkat Bantara. Dengan proses yang bertahap ini, siswa benar-benar ditempa dalam kedisiplinan, keterampilan, dan nilai kebersamaan.
Melalui berbagai tahapan pembinaan tersebut, Pramuka di SMKN 1 SOOKO Mojokerto tidak hanya menjadi kegiatan ekstrakurikuler biasa, tetapi juga ruang pembentukan karakter dan kepemimpinan yang kuat. Bapak Wartono berharap ke depan Pramuka di sekolah ini terus berkembang, menghasilkan generasi yang tangguh, berkarakter, serta siap menghadapi tantangan zaman dengan semangat kebersamaan dan nasionalisme.
| Ausyah Mutia, Naila Karenda,, alaysia,, sheika, Ninda