Skanesasoo.com | Mojokerto 24/09/2025 Jawa Timur. OSIS Skanesasoo terus berinovasi dengan menghadirkan program-program baru yang mengikuti perkembangan zaman sekaligus memperkuat semangat kebersamaan siswa. Dua di antara program yang sedang dirancang adalah pembentukan komunitas e-sport dan penghidupan kembali kegiatan ultras di sekolah.
Ketua OSIS, Reyhandika, menyampaikan bahwa komunitas e-sport direncanakan akan segera dijalankan. “Kemungkinan berjalan sekitar 2 bulanan lagi soalnya kita masih mencari pelatih komunitas e-sport yang memadai sesuai kriteria yang kita tentukan, lalu mencari tempat terbaik agar komunitas bisa di jalankan dengan baik,” ujar Reyhandika.
Terkait manfaatnya, Wakil Ketua OSIS, Rohmatur Rozaki, menegaskan bahwa e-sport bukan sekadar hiburan semata. “Manfaat E-sport sendiri yaitu, pada saat ini semakin berkembang di kalangan pelajar dan memiliki banyak manfaat positif apabila dijalani dengan bijak. Melalui kegiatan e-sport, siswa dapat melatih kemampuan berpikir strategis, meningkatkan konsentrasi, serta mengasah keterampilan dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Selain itu, e-sport juga menumbuhkan sikap kerja sama, sportivitas, dan disiplin karena membutuhkan koordinasi tim serta latihan yang teratur. Tidak hanya sebatas hiburan, e-sport juga membuka peluang karier di masa depan, baik dalam bidang industri kreatif, teknologi. Dengan pengelolaan waktu yang baik antara belajar dan bermain, e-sport dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri pelajar secara positif,” jelas Rohmatur.
Meski demikian, kegiatan ini bersifat opsional. “E-sport bersifat opsional bagi siswa, karena tidak semua siswa bakatnya ada di E sport. Jadi seperti perwakilan setiap kelas saja yang mengikuti program e sport ini,” kata Reyhandika.
Untuk tahap awal, komunitas akan difokuskan pada dua permainan populer. “Komunitas e-sport akan ditujukan untuk 2 permainan saja, yaitu Free Fire dan juga Mobile Legend, karena saya melihat banyak siswa yang memiliki potensi besar dan bisa mengembangkan bakat mereka di 2 permainan tersebut,” tambah Reyhandika.
Lebih lanjut, OSIS juga sudah merancang bentuk kegiatan. “Rencana yang kami buat yaitu e sport akan berbentuk sebagai ekstrakurikuler, agar bisa lebih terfokus kan. Jika pihak sekolah tidak menyetujui dalam bentuk Ekstrakulikuler maka kami akan mengubah konsep menjadi komunitas saja,” ucap Rohmatur.
Ia juga menambahkan tentang teknis pelaksanaannya. “Konsep komunitas e- sport yang kita rencanakan yaitu seperti pertemuan di hari dan jam tertentu, dalam pertemuan tersebut kita akan mengadakan tanding dengan sekolah lain,” jelasnya.
OSIS tetap optimis program ini dapat berjalan. “InsyaAllah akan di setujui oleh pihak sekolah, karena kita membuat program ini pasti ada hikmah di baliknya seperti siswa bisa meningkatkan skill mereka dalam dunia game dan bisa juga menjadi enterpreneur dalam bidang teknologi seperti game. Karena sekitar 85% siswa yang meminta diadakan program e sport tersebut. Jika memang tetap tidak disetujui maka kita akan meminta maaf yang sebesar besarnya kepada seluruh siswa karena tidak bisa melanjutkan komunitas e sport ini. Karena kita juga tidak bisa membantah perintah atasan kita,” terang Reyhandika.
Menariknya, komunitas ini juga terbuka untuk pemula. “Kalau ada siswa yang ingin ikut komunitas e-sport tapi belum punya keahlian sama sekali, tentu tetap bisa diterima dengan baik. Justru komunitas e-sport di sekolah itu bukan hanya untuk mereka yang sudah jago main, tetapi juga menjadi tempat belajar, berkembang, dan melatih kemampuan bersama-sama. Dengan bergabung, siswa bisa mendapatkan pengalaman, bimbingan dari teman-teman yang lebih berpengalaman, serta kesempatan untuk melatih diri secara bertahap. Yang terpenting adalah semangat, komitmen, dan kemauan untuk belajar, karena dari situlah kemampuan akan tumbuh. Jadi, tidak perlu khawatir soal keahlian, yang penting ada niat untuk mencoba dan berkembang bersama tim,” ungkap Rohmatur.
Selain program e-sport, OSIS juga berencana menghidupkan kembali kegiatan ultras sekolah. Menurut Reyhandika, keberadaan ultras sangat penting untuk mendukung siswa saat bertanding. “Menurut saya sangat penting untuk menghidupkan kembali ultras di sekolah, karena ketika tim basket, voli, futsal, karate, silat dan Ekstrakulikuler lain saat sedang bertanding lomba melawan sekolah lain. Maka di butuhkan penyemangat dan dukungan sportivitas dari teman teman kita agar saat mereka bertanding merasa semangat kembali dan bisa memenang pertandingan tersebut,” ujarnya.
Rohmatur menambahkan, minat siswa terhadap kegiatan ini cukup tinggi. “Sekitar 90% siswa siswi yang ingin kegiatan ultras kembali dihidupkan kembali. Mayoritas siswi perempuan 55% ingin diadakan ultras kembali dan 35% siswa laki laki yang mendukung ultras Skanesasoo di hidupkan kembali,” jelasnya.
Meski bersifat wajib, kegiatan ultras hanya diikuti perwakilan tiap kelas. “Kegiatan ultras ini bersifat wajib di ikuti perwakilan per kelas, karena supaya semakin ramai dan meriah ultras Skanesasoo,” kata Reyhandika.
Untuk teknisnya, kegiatan ini akan dibentuk sebagai komunitas. “Jadi ultras ini dilatih sesama teman sendiri tanpa perlu pembina profesional hanya saja kita akan mendatangkan kelompok ultras sekolah lain untuk membantu ultras Skanesasoo dalam kegiatan latihan, untuk alatnya sementara kita pinjam kepada anak band sambil kita mengajukan proposal kepada bapak ibu MBO agar bisa membeli peralatan sendiri yang khususkan untuk kegiatan ultras. Ultras sendiri ini, berbentuk komunitas yang diadakan setiap hari Rabu sepulang sekolah jadi tidak akan menggangu kegiatan pembelajaran siswa,” tutup Reyhandika.
Dengan adanya dua program ini, OSIS Skanesasoo berupaya menghadirkan wadah baru yang tidak hanya mengasah keterampilan siswa, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan di sekolah.
| Ausyah Mutia, Fatimah Azzahra, Refano Yehezkiel