Hari Anak Nasional 2025, Tanggapan Ibu Endang tentang pendidikan dan karakter

Poster Hari Anak Nasional By: Nurul Qoeraidah

Skanesasoo.com | Mojokerto, 23 Juli 2025, Jawa Timur. Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2025 menjadi momen penting bagi dunia pendidikan untuk kembali menegaskan komitmennya dalam membina generasi muda yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga tangguh dalam karakter. SMKN 1 SOOKO pun mengambil bagian dalam momentum ini dengan mengangkat tema “Anak Indonesia Hebat”. Dalam wawancara khusus, Ibu Rrr. Endang Nur S.H., S.Pd., M.M., menyampaikan berbagai pandangannya mengenai makna Anak Indonesia Hebat serta peran sekolah dalam mencetak generasi hebat tersebut.

Take by: Bagas Satria Wijaya,Akhsan ramadhan

Menurut Ibu Endang, makna dari “Anak Indonesia Hebat” dalam konteks pendidikan masa kini tidak hanya dilihat dari sisi kecerdasan semata. Beliau menyampaikan, “Makna ‘Anak Indonesia Hebat’ dalam konteks pendidikan masa kini adalah anak-anak yang memiliki keunikan masing-masing, dan dari keunikan itu mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang hebat. Anak hebat adalah mereka yang mampu mengenali dan menguasai diri, terus belajar, serta bertanggung jawab atas dirinya sendiri.”

Lebih lanjut, ketika membahas tentang karakter dan sikap yang seharusnya dimiliki oleh siswa agar layak disebut sebagai Anak Indonesia Hebat, beliau menekankan pentingnya pembentukan karakter sejak dini. Ibu Endang menjelaskan, “Karakter atau sikap yang harus dimiliki oleh siswa agar layak disebut Anak Indonesia Hebat antara lain adalah saling menghormati, saling menyayangi, mampu memberi dan menerima, memiliki semangat belajar yang tinggi, bertanggung jawab, dan memiliki pendirian yang teguh. Semua karakter ini terbentuk pertama kali dari lingkungan keluarga, lalu diperkuat oleh lingkungan sekitar yang positif.”

Dalam proses pembentukan karakter tersebut, sekolah memiliki peran strategis yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah bukan hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga laboratorium pembentukan nilai dan moral. Ibu Endang mengungkapkan, “Peran sekolah dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga unggul secara karakter dan moral dilakukan melalui penerapan nilai-nilai Indonesia Hebat dalam kegiatan sehari-hari, seperti bangun pagi, salat, makan sehat, dan menjalankan ibadah bersama. Sekolah juga menanamkan lima nilai karakter utama serta menumbuhkan sikap toleransi lewat peringatan hari besar agama dan kegiatan ibadah bersama lintas agama.”

Komitmen sekolah untuk mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh juga diwujudkan melalui program-program unggulan yang dirancang untuk menggali potensi setiap individu. Mengenai hal ini, Ibu Endang menyatakan, “Ya, ada program unggulan yang dirancang untuk menggali dan mengembangkan potensi siswa, baik di bidang akademik maupun non akademik. Setiap kompetensi keahlian akan menyeleksi siswa sejak kelas 10 untuk mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Selain itu, potensi non akademik juga dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler.”

Namun, di era digitalisasi dan derasnya arus informasi global, pembentukan karakter siswa tentu menghadapi tantangan baru. Ibu Endang menjelaskan bahwa tantangan itu nyata dan harus disikapi dengan kesadaran penuh. Beliau mengungkapkan, “Ancaman terhadap pembentukan karakter siswa muncul ketika mereka tidak bertanggung jawab pada komitmennya sebagai pelajar. Jika tidak memiliki komitmen untuk belajar, generasi ini berisiko menjadi generasi yang terpuruk bukan generasi yang sopan karena menunduk, tetapi karena terlalu sering menunduk pada layar HP dan media sosial.”

Meskipun begitu, arus digitalisasi juga membuka ruang besar bagi peluang positif, jika diarahkan dengan benar. Dalam hal ini, Ibu Endang menyampaikan, “Di era digital, sebagai sekolah SMK, penting untuk mengembangkan technopreneur yaitu siswa yang berakhlak, berjiwa wirausaha, dan terampil. Teknologi dikaitkan langsung dengan kewirausahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan siswa berasal dari integrasi keterampilan teknis dan pemanfaatan teknologi.”

Take by: Bagas satria wijaya, Akhsan ramadhan, Illyn naraya

Dalam mendukung siswa agar mampu berprestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik, Ibu Endang menekankan pentingnya dukungan yang konkret dan berkelanjutan dari pihak sekolah. Beliau menyampaikan, “Langkah konkret yang dilakukan sekolah untuk mendukung prestasi siswa di bidang akademik dan non akademik antara lain dengan membina dan memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler serta menyiapkan siswa untuk mengikuti berbagai lomba tahunan, seperti lomba akademik dan lomba anti korupsi. Sekolah juga menyesuaikan sistem pembelajaran dengan kurikulum yang terus berkembang dari masa ke masa.”

Dalam wawancara ini, Ibu Endang juga menjelaskan perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini digunakan. Dengan lugas, beliau menyatakan, “Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut menyelesaikan target tertentu, seperti 10 kompetensi dasar dan kompetensi pengetahuan serta keterampilan secara lengkap. Namun, pada kurikulum sekarang, pembelajaran lebih disesuaikan dengan kompetensi masing-masing siswa, disesuaikan dengan kebutuhan siswa, memberikan kesempatan mengembangkan minat dan bakat secara luas kepada siswa.” pada kompetensi yang dikuasai dan relevan dengan dunia nyata.”

Tentu saja, dalam seluruh proses pembinaan tersebut, ada harapan besar yang dipanjatkan oleh seorang pendidik kepada generasi muda. Ibu Endang pun menyampaikan harapannya dengan penuh keyakinan, “Harapan terhadap generasi muda Indonesia, khususnya siswa di sekolah ini, adalah agar mereka tumbuh menjadi pemimpin yang hebat dan berintegritas. Kunci utamanya adalah kejujuran, baik dalam belajar, bersosialisasi, maupun dalam mencapai target seperti ujian dan uji kompetensi.”

Take by: Bagas satria wijaya, Akhsan ramadhan, Illyn naraya

Hari Anak Nasional sejatinya bukan hanya momentum seremonial, tetapi ajakan bersama untuk menciptakan lingkungan yang membangun karakter dan masa depan anak. Pandangan dan keteladanan dari seorang guru seperti Ibu Endang menjadi cermin bahwa dunia pendidikan tak hanya soal kurikulum, tetapi soal ketulusan dalam membimbing, kesabaran dalam membentuk, dan keyakinan bahwa setiap anak punya potensi besar untuk menjadi luar biasa. Anak Indonesia Hebat bukan sekadar slogan. Ia adalah kenyataan yang sedang dibangun setiap hari di ruang kelas, di halaman sekolah, di rumah, dan di dalam diri mereka sendiri. Karena pada akhirnya, masa depan bangsa tidak hanya butuh kecerdasan, tapi juga kejujuran, empati, dan karakter yang tangguh dalam menghadapi zaman.

 

| Ausyah Mutia Hanum, Nurul Qoeraidah, Naila Karenda, Fitri Ariyanti, Fatimah Azzahra

Exit mobile version