Meneladani Cahaya Rasulullah di Era Gen-Z: Suara Bapak Faqih Suyuti, S.Pd. dalam Peringatan Maulid Nabi

Skanesasoo.com | Mojokerto, 4 September 2025, Jawa Timur. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tim jurnalistik SMKN 1 Sooko melakukan wawancara eksklusif bersama Bapak Faqih Suyuti, S.Pd., selaku guru Pendidikan Agama Islam. Beliau memberikan tanggapan yang mendalam mengenai makna, tantangan, dan suasana kebersamaan dalam peringatan Maulid Nabi di sekolah.

Ketika ditanya bagaimana cara relevan bagi pelajar untuk meneladani akhlak Rasulullah di era modern, beliau menegaskan, “Yang pertama menggali informasi yang lebih mendalam melalui kitab maupun hadis dengan cara membaca dan memahami makna yang terkandung di dalam hadis tersebut agar kita sebagai generasi muda atau gen-Z mempunyai pengetahuan yang luas bagaimana cara meneladani akhlak Rasulullah di kehidupan sehari-hari kita, yang kedua mencari informasi di media sosial di era digitalisasi seperti ini penggunaan media sosial harus harus dioptimalkan untuk kegiatan yang lebih positif seperti mencari tau apa saja sifat dan perilaku rasulullah yang bisa kita teladani di era yang sangat modern seperti saat ini.”

 

Penjelasan Pak Faqih mengenai acara maulid nabi. Take by: Fitri Ariyanti

Mengenai kebersamaan yang tercipta melalui peringatan ini, beliau mengatakan, “Kebersamaan yang tercipta seperti tadi sangat luar biasa sekali, warga SMKN 1 SOOKO dalam perayaan maulid nabi kita isi dengan istighosah, pembacaan di’ba yang di ikuti oleh semua warga sekolah jadi vibes nya sangat hangat dan berkesan sekali.”

Dalam menjelaskan sejarah singkat Maulid Nabi, Bapak Faqih menyampaikan, “Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah, yang bertepatan dengan 21 April 571 Masehi. Ia lahir di Mekah dari pasangan Aminah dan Abdullah, namun ayahnya meninggal dunia sebelum ia lahir. Kelahirannya terjadi setelah kemenangan Mekah atas pasukan gajah Raja Abraha, dan ditandai dengan cahaya dari rumah ibunya serta terjatuhnya berhala-berhala di seluruh dunia, menandakan akan datangnya era tauhid dan pemusnahan kemusyrikan. Tradisi Maulid Nabi berkembang dari pengenalan pembacaan shalawat dan tahlil menjadi berbagai ritual keagamaan dan budaya, seperti pengajian, kenduri, dan tradisi lokal yang beragam di Indonesia seperti Muludan, yang bertujuan mengenang kelahiran dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW serta memperkuat ikatan spiritual dan sosial umat Islam.”

Beliau juga menyoroti momen paling berkesan dari acara di sekolah, yaitu lomba adzan. “Menurut saya acara yang paling penting dan sangat berkesan bagi saya yaitu saat perlombaan adzan karena jarang sekali anak laki laki tampil dengan santun dan memukau di hadapan orang banyak soalnya biasanya itu anak laki laki pasif dalam kegiatan perlombaan. Tapi pas lihat penampilan mereka tadi saya sangat terkejut dan heran ternyata dibalik perilaku mereka yang agak bandel ternyata menyimpan rasa bangga tersendiri karena mereka berani tampil untuk adzan sekaligus mempunyai suara yang merdu. Ibarat kata menemukan mutiara indah dibalik bebatuan yang tajam.”

Tantangan dalam menanamkan keteladanan Rasulullah juga tak luput dari perhatian beliau. “Tantangan yang paling sulit dihadapi yaitu anak anak zaman sekarang itu minim berliterasi dan tidak suka mencari tahu apa yang belum mereka ketahui. Jadi krisis literasi sangat berbahaya bagi perkembangan sikap perilaku mereka karena mereka hanya menirukan perilaku yang ada dihadapan mereka tanpa mau membaca dan mencari tahu informasi yang lainnya.”

Argumen Guru Agama mengenai Maulid Nabi. Take by: Fitri Ariyanti

Ketika ditanya pesan Rasulullah yang relevan untuk kondisi bangsa Indonesia saat ini, beliau menegaskan, “Iya ada, salah satu pesan nabi dituangkan dalam Al Qur’an juga yaitu ‘wa’tasimu bi hablillah hi’jamiah walaa ta’qrabu’ artinya berpegang teguhlah kalian sekalian dengan tali Allah, semuanya umat muslim dan jangan terpecah belah. Karena zaman sekarang banyak orang memprovokasi hal hal yang tidak baik, Jadi jangan sekali-kali kalian terprovokasi dengan berita yang tidak benar adanya dan tetap berpegang teguh lah kepada Allah dan jangan sampai terpecah belah sesama bangsa sendiri.”

Mengenai peran guru PAI dalam menyukseskan acara ini, beliau menuturkan, “Sangat jauh sekali dari awal persiapan acara hingga acara selesai. Mulai dari pemberian ide ide untuk acara lomba, persiapan tempat lomba serta peraturan lomba, persiapan dewan juri untuk penilaian lomba, dan lain sebagainya.”

Perbedaan suasana tahun ini dibanding sebelumnya juga dijelaskan, “Perbedaan nya sangat mencolok sekali karena 2 tahun sebelumnya sekolah kita menghadirkan para pendakwah untuk memberikan tausiah kepada siswa siswi dan untuk tahun sekarang kita buat sedikit berbeda dari tahun tahun sebelumnya salah satu nya untuk penyegaran agar siswa tidak bosan. Dan juga sebagai wadah kreativitas dan kolaborasi antar sesama agar tercipta suasana gotong royong melalui berbagai perlombaan seperti tadi.”

Lebih dalam, beliau menyampaikan makna utama Maulid Nabi: “Lahirnya manusia terbaik di dunia. Makna mendalam dari maulid Nabi adalah lahirnya manusia terbaik di dunia, Nabi Muhammad SAW, yang membawa cahaya kebenaran, teladan akhlak mulia, serta rahmat bagi seluruh umat manusia.”

Sebagai penutup, beliau menitipkan harapan besar kepada generasi muda, “Yang pertama jangan malas membaca, jangan malas mencari sesuatu yang kredibel/bisa dipercaya kebenarannya serta jangan telan mentah-mentah informasi yang ada, dalam Agama Islam kita mempunyai suri tauladan yang paling terbaik diantara yang lain paling sempurna akhlak nya tiada tanding yaitu nabi Muhammad SAW yang bisa kita contoh dan amalkan akhlak serta sifat beliau dalam kehidupan sehari-hari kita”.

Peringatan Maulid Nabi di SMKN 1 SOOKO tahun ini bukan sekadar seremonial, melainkan menjadi ruang belajar, renungan, dan kebersamaan yang hangat. Melalui pandangan Bapak Faqih Suyuti, S.Pd., kita diingatkan kembali bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna yang harus dijadikan pedoman hidup, terutama oleh generasi muda. Harapannya, semangat literasi, persatuan, dan akhlak mulia yang beliau ajarkan dapat terus tumbuh dan melekat dalam diri setiap siswa, agar menjadi penerus bangsa yang cerdas, berkarakter, dan beriman.

 

|Ausyah Mutia, Nurul Qoeraidah, Fitri Ariyanti

Penulis: Ausyah Mutia, Nurul Qoeraidah, Fitri Ariyanti Editor: Ausyah Mutia Hanum
Exit mobile version